Sabtu, 27 April 2013

Catatan Kecil Seorang Istri



          

       “Siapa yang mengatakan bahwa berjabat tangan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya itu halal? Apa dalilnya? Biar aku bukakan kitabnya di depan orangnya!”
Tanpa disadari, air mataku pun menetes demi mendengar perkataan suamiku. Aduhai,,, aku tahu benar bukan maksud beliau untuk menyombongkan diri. Beliau hanya gemas dengan orang-orang di desaku, yang menganggap diriku masuk aliran sesat karena tidak mau berjabat tangan dengan laki-laki bukan mahram. Apalagi yang mengatakannya adalah orang yang dianggap “alim” di desa.
Tapi aku menangis bukan karena dibela, bukan karena sakit hati dengan sikap masyarakat di desa. Aku teringat beberapa tahun yang lalu, jauh sebelum aku mengenal laki-laki yang kini jadi suamiku. Aku teringat pada malam-malamku saat bersimpuh di hadapan-Nya. Saat aku menyampaikan permintaan kecil pada-Nya. “Ya Allah, aku memang bukan wanita yang memiliki kesucian seperti para wanita mulia yang hidup pada zamannya.  Aku tidak semulia Khadijah, Fatimah, Asiah atau Maryam.  Aku hanya seorang wanita yang Engkau beri nikmat tiada terkira yaitu hidayah untuk mengerti agamaMu. Maka aku minta berikan padaku seorang pendamping hidup yang akan menjagaku untuk terus istiqomah di jalanMu yang lurus ini.”
            Dan ketika saatnya aku dipertemukan dengannya, laki-laki yang kini menjadi suamiku…. Aku tahu, dia bukan sosok ikhwan seperti yang aku dambakan. Dia bukan ikhwan yang setiap Ahad ikut kajian yang  sama denganku. Dia masih berjabat tangan dengan wanita pada umumnya, dia masih mau memboncengkan teman-teman wanitanya. Yang aku tahu, dia adalah orang baik hati, penyabar dan pekerja keras.
Sampai disitu, aku tetap berkhusnudzan pada-Nya. Karena jika harta yang aku cari, ia sama sekali bukanlah soerang hartawan. Jika ketampanan yang membuatku takluk, ia pun bukan seorang rupawan. Aku tetap yakin, Allah tidak akan menyia-nyiakan do’aku..Allah tidak akan menyia-nyiakan keimananku….
Dan hari ini… aku patut bersyukur pada-Nya, memuji kebesaran-Nya. Allah pun berikan hidayah pada imamku; pada orang yang dari tulang rusuk kirinya diriku diciptakan. Sungguh, nikmat luar biasa memiliki imam yang bisa membimbing meniti jalan yang lurus ini…
Untuk para akhwat/wanita yang belum menemukan jodohnya…,janganlah meminta jodoh dengan kriteria kaya, ganteng atau kriteria duniawi lainnya semata. Banyak rumah tangga yang dikuasai oleh obsesi dunia sehingga kehilangan arah tujuan yang hakiki. Kejarlah akhirat maka dunia akan mengikuti. Kejarlah pasangan hidup dengan kriteria ukhrawi, bukankah kita ingin menjadi istri bagi suami kita bukan hanya di dunia? Kita tentunya ingin menjadi bidadarinya di surga kelak. Dan yang telah mengarungi bahtera hidup rumah tangga, hendaklah senantiasa meng-update visi dan misi rumah tangga agar selalu dalam rangka mencari ridha-Nya. Mengoreksi niat pernikahan dan membekali dengan ilmu agama. Barokalllahufiikum.
Mei 29, 2011.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar